0

Mekanisme Transmisi Tingkat Suku Bunga

Mekanisme transmisi tingkat suku bunga 1

 
            Modal merupakan perpindahan dana dari masyarakat, unit bisnis, dan pemerintah ke bank atau lembaga keuangan lainnya. Dalam hal ini, bank menjadi kreditur dalam titik perputaran dana. dana yang telah diterima dari masyarakat akan digunakan untuk menyalurkan kembali kepada masyarakat yang kekurangan dana. Dalam hal ini masyarakat yang kekurangan dana mempunyai alternatif untuk meminjam dana dari bank. Begitupun sebelumnya masyarakat yang kelebihan dana akan menyimpan dana ke bank atau lembaga keuangan lainnya. Masyarakat yang meminjam dana dibebankan bunga sebagai harga dana yang dipinjam. Jadi, tingkat bunga adalah harga dari pinjaman.
                Suku bunga memperngaruhi keputusan seseorang atau rumah tangga untuk meminjam uang di bank. Makin rendah suku bunga, maka semakin tinggi keingnan masyarakat untuk meminjam uang di bank. Seseorang atau rumah tangga akan meminjam uang di bank saat mereka ingin membeli sesuatu dengan memilih untuk menarik kredit atau pinjaman janga panjang. Semua kegiatan itu berujung pada kegiatan konsumsi.
         Pada perusahaan peminjaman ini dimaksudkan untuk memenuhi kegiatan investasi dan konsumsi. Dalam kegiatan investasi perusahaan biasanya membandingkan tingat suku bunga di bank dengan pasar modal. Jika tingkat suku bunga di bank lebih rendah perusahaan akan memilih untuk meminjam uang di bank untuk berinvestasi kembali.. Sedangkan jika tingkat suku bunga di bank lebih tinggi perusahaan akan lebih cenderung menerbitkan obligasi atau saham. Dalam kegiatan konsumsi perusahaan akan menambah pinjaman yang sebelumnya untuk digunakan sebagai biaya. Biaya tersebut sebagian digunakan untuk kegiatan oprasional perusahaan yang akan menghasilkan keuntungan. Sebagian lagi digunakan untuk membayar gaji karyawan. Karyawan tersebut menggunakan gajinya untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Mekanisme transmisi tingkat suku bunga 2

 

              Suku bunga memperngaruhi tingkat pengambilan hipotek. Pengambilan hipotek bisa dengan mengakumulasi hipotek yang sebelumnya atau dengan mengambil hipotek baru. Mengakumulasi hipotek sebelumnya biasanya dilakukan untuk  pendapatan pribadi untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Selain itu, juga digunakan untuk modal properti yang nanti keuntungannya dipakai untuk konsumsi. Kalau mengambil hipotek baru, biasanya digunakan untuk permintaan New Housing, untuk investasi.  Jika suku bunga lagi tinggi, maka masyarakat akan cenderung lebih menggunakan uangnya untuk ditabung di bank, yang nantinya akan digunakan untuk kegiatan konsumsi juga.
 Mekanisme transmisi tingkat suku bunga3
 

 

             Tingkat suku bunga mempengaruhi nilai tukar. Nilai tukar adalah harga suatu mata uang terhadap mata uang lainnya atau nilai dari suatu mata uang terhadap nilai mata uang lainnya (Salvatore 1997:9). Kenaikan nilai tukar mata uang dalam negeri disebut apresiasi atas mata uang asing. Penurunan nilai tukar uang dalam negeri disebut depresiasi atas mata uang asing.
             Saat nilai tukar mengalami apresiasi, harga impor dalam negeri akan menurun sehingga permintaan impor akan mengalami kenaikan. Harga ekspor dalam negeri akan meningkat sehingga permintaan akan ekspor akan menurun.
             Saat nilai tukar mengalami depresiasi, harga impor dalam negeri akan meningkat sehingga permintaan impor akan menurun. Harga ekspor dalam negeri akan menurun sehingga permintaan ekspor akan meningkat. Kedua hal tersebut akan bertemu di neraca pembayaran.
0

Analisis Jurnal

Anggota :

Novice Lebrie Sagilitany (25211246)

Arinda Pramesti (29211380) 

Rina Mardiani (26211221) 


1. Judul : Economic Impact of Tourism and Globalization in Indonesia

2. Tema : Pengaruh globalisasi terhadap pariwisata Indonesia

3. Pengarang : Guntur Sugiayarto, Adam Blake, M. The Sinclair

4. Latar belakang :

     Kebijakan liberalisasi perdagangan memungkinkan negara untuk menuai keuntungan dari spesialisasi produksi atas dasar keunggulan komparatif, dan sejumlah masalah dapat terjadi. Pertumbuhan dari pariwisata dapat membantu masalah yang ditimbulkan oleh liberalisasi perdagangan.

     Awalnya globalisasi berdampak buruk terhadap neraca perdagangan Indonesia karena ditetapkannya kebijakan dengan mengurangi tarif impor dan pengenaan pajak pada komoditas domestik. Hal ini tentunya akan berdampak pada sisi produksi karena dengan penurunan harga domestik makan membuat para produsen lebih kompetitif dalam bersaing dengan persaingan yang ada di pasar.

 

 5.  Masalah :

  • Masalah apa yang mungkin terjadi dalan liberalisasi perdagangan?
  • Apa dampak yang diakibatkan dari globalisasi pertumbuhan pariwisata asing ?

6. Metodologi :

       Makalah ini menggunakan model model komputasi keseimbangan unum perekonomian Indonesia untuk memeriksa efek dari globalisasi melalui pengurangan tarif, sebagai kebijakan yang berdiri sendiri dan dalam hubungannya dengan pertumbuhan pariwisata.


7. Hasil :  

         Masalah yang mungkin terjadi dalam liberalisasi perdagangan yang pertama adalah mengambil bentuk defisit neraca perdagangan. Konsumen membeli dalam jumlah peningkatan impor yang lebih murah. Yang kedua melibatkan defisit anggaran pemerintah, karena pemerintah menerima pendapatan kurang dari tarif yang lebih rendah. Kekhawatiran yang ketiga adalah efek dari liberalisasi perdagangan terhadap distribusi pendapatan dan tingkat kesejahteraan penduduk setempat.

          Hasil menunjukan bahwa pertumbuhan pariwisata menguatkan efek positif dari globalisasi dan mengurangi dampak buruknya. Produksi meningkatkan dan kesejahteraan membaik, sementara efek buruk pada defisit pemerintah dan neraca perdagangan berkurang.

         Peluang pariwisata di Indonesia dapat dijadikan suatu solusi untuk peningkatan neraca perdagangan karena meningkatnya permintaan pariwisata asing akan memperluas lapangan pekerjaan dan memajukan perekonomian di Indonesia.

0

Analisis Jurnal

Anggota :

Novice Lebrie Sagilitany (25211246)

Arinda Pramesti (29211380)

Rina Mardiani (26211221)


1. Judul : Trade Liberalization and  Labor Demand Elasticity in Indian Manufacturing

2. Tema : Liberalisasi perdagangan

3. Pengarang : Bishwanath Goldar

4. Tahun : November 2008

5. Latar belakang :

         Ada sejumlah studi tentang pengaruh liberalisasi perdagangan terhadap elastisitas permintaan tenaga kerja di industri. Beberapa telah dilakukan oleh negara-negara maju dan beberapa negara berkembang.

      Liberalisasi perdagangan memiliki efek positif pada elastisitas permintaan tenaga kerja di industri. Bishwanath Goldar menguji hal itu pada industri India dengan menggunakan Survey Industri Tahunan data pada tahun 1980-81 sampai 1997-98, dan analisis elastisitas dengan menggunakan data 1973-74 sampai 2003-04. Namun, elastisitas yang diperkirakan untuk periode pasca-reformasi lebih rendah dari periode pra-reformasi.

           Peningkatan yang disebutkan dalam elastisitas permintaan tenaga kerja timbul dari liberalisasi perdagangan yang memiliki implikasi penting bagi hasil pasar tenaga kerja, terutama bagi negara-negara berkembang. Efek dari liberalisasi perdagangan terhadap elastisitas permintaan tenaga kerja merupakan masalah yang penting untuk diuji.

 

6. Masalah :

  • Tergantung pada apakah elastisitas permintaan tenaga kerja pada suatu perusahaan dalam kondisi persaingan ?
  • Apa yang diharapkan dari liberalisasi perdagangan ?
  • Perbedaan elastisitas permintaan tenaga kerja pra-reformasi dan pasca-reformasi ?

7. Metodologi :

  • Sumber data : sumber dasar dari data untuk penelitian ini adalah Survey Tahunan Industri yang diterbitkan oleh Organisasi Pusatu Statistik, Pemerintahan India.
  • Variabel :

                * Koefisien variabel tenaga kerja. 

                * Penggunaan data pada dua digit tingkat industri.


8. Hasil :

       Dalam kondisi persaingan, elastisitas permintaan tenaga kerja pada suatu perusahaan tergantung pada : (a) elastisitas subtitusi antara input tenaga kerja dan lainnya, (b) elastisitas harga permintaan untuk produk yang dihasilkan oleh perusahaan, (c) pangsa biaya tenaga kerja dalam biaya total produksi.

       Liberalisasi perdagangan diharapkan dapat meningkatkan elastisitas subtitusi antara input tenaga kerja dan lainnya. Membuka pasar domestik untuk impor yang diperkirakan akan menaikan elastisitas harga permintaan untuk produk perusahaan dalam negeri, karena tersedianya pengganti untuk peroduk apapun.

        Pada pra-reformasi diperkirakan elastisitas permintaan tenaga kerja lebih tinggi dari pada elastisitas saat pasca-reformasi yaitu, 0,41 (niali absolut). Pada pasca-reformasi lebih rendah yaitu, 0,21 (nilai absolut). Namun, dengan pemeriksaan lebih dekat dari data menunjukan bahwa ada kecenderungan penurunan elastisitas permintaan tenaga kerja di industri India pada masa pra-reformasi. .Tampaknya tren penurunan elastisitas permintaan tenaga kerja ditangkap dan terbalik sejak pertengahan 1990-an. Masuk akal jika kita menyimpulkan bahwa peningkatan yang diamati dalam elastisitas permintaan tenaga kerja pada periode setelah 1990-an disebabkan dalam ukuran signifikan untuk liberalisasi perdagangan. Faktor-faktor lain seperti melemahnya kekuatan serikat pekerja mungkin telah memberikan kontribusi pada kenaikan elastisitas permintaan tenaga kerja setelah pertengahan 1990-an

0

Siklus Ekonomi

Anggota :

Novice Lebrie Sagilitany (25211246)
Arinda Pramesti (29211380)
Rina Mardiani (26211221)

Siklus ekonomi 4 sektor

Kali ini kami akan membahas mengenai hubungan antara pemerintah dengan rumah tangga.
Dalam siklus di atas dapat diketahui bahwa pajak mengalir dari rumah tangga ke pemerintah untuk keperluan oprasional, pembangunan, dll. Pemerintah memberikan upah, bunga, dan transfer payments (penghasilan non balas jasa). Pemerintah juga memberikan subsidi ke rumah tangga.
Contohnya :

1. Seorang pegawai negeri, menerima gaji setiap bulannya dari pemerintah, selain menerima gaji pegawai tersebut juga diharuskan untuk membayar pajak berupa pajak penghasilan. Saat pegawai tersebut sudah memasuki masa pensiun, dia masih mendapatkan upah atau gaji berupa penghasilan non-balas jasa.

2. Pemerintah menerbitkan obligasi. Lalu seorang bapak membeli obligasi pemerintah itu. Bapak itu akan mendapatkan bunga dari pembayaran obligasi tersebut.
Mata Kuliah Teori Ekonomi 1 – Dr. Prihantoro
0

Analisis Journal

Anggota :
Novice Lebrie Sagilitany (25211246)
Arinda Pramesti (29211380)
Rina Mardiani (26211221)

Judul : Strategic Alliance and Competitiveness: Theoretical Framework
Tema : Kerjasama antar perusahaan dalam meningkatkan daya saing
Pengarang : Mohammed Bellal Uddin dan Bilkis Akhter
Tahun : 2011
 
Latar Belakang
     Aliansi strategis adalah strategis kooperatif/kerjasama di mana perusahaan menggabungkan beberapa sumber daya mereka untuk menciptakan keunggulan daya saing. Aliansi strategis membantu dalam memastikan nilai ekonomi, multi dimensi jaringan antar perusahaan dan antar organisasi koordinasi.
     Mohammed Bellal Uddin dan Bilkis Akhter mencoba mengidentifikasi bagaimana aliansi strategis meningkatkan daya saing dan beberapa faktor yang mendorong aliansi strategis serta beberapa kesenjangan penelitian yang akan membantu dalam melakukan penelitian di masa depan mengenai isu-isu aliansi strategis.
     Pencapaian keunggulan daya saing tidak mungkin dilakukan oleh satu perusahaan saja, karena perusahaan itu tidak memiliki semua sumber daya yang dibutuhkan dan pengetahuan untuk menjadi wirausaha yang inovatif di pasar yang memiliki daya saing dinamis. Itulah yang menjadi latar belakang penulisan jurnal ini.
Masalah
     Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan masalah-masalah sebagai berikut :
  1. Apakah aliansi strategi benar-benar dapat meningkatkan daya saing ?
  2. Apa jenis-jenis aliansi strategis ?
  3. Faktor apa saja yang dapat pendorong aliansi strategis ?
  4. Manfaat apa yang akan diterima jika perusahaan melakukan aliansi strategis ?
  5. Hambatan – hambatan apa saja yang dihadapai perusahaan yang melakukan aliansi strategis ?
Metodologi
1. Data
Peneliti menggunakan data sekunder dengan mengacu pada buku, jurnal dan penelitian sebelumnya.
2. Variabel
     * Aliansi strategis dan daya saing
     * Joint Venture
     * Aliansi strategis ekuitas
     * Aliansi strategis non-ekuitas
     * Faktor pendoron aliansi strategis
Hasil
     Dalam perekonomian global yang semakin kompetitif aliansi strategis adalah pilihan penting bagi prestiasi keunggulan daya saing. Aliansi strategis dianggap sebagai sumber penting dari belajar berbagi sumber daya dan menciptakan keunggulan kompetitif dalam dunia bisnis.
     Ada 3 jenis aliansi strategis, yaitu Joint Venture, aliansi strategis ekuitas, dan aliansi strategis non-ekuitas. Joint Venture adalah dua atau lebih perusahaan membentuk sebuah perusahaan hukum independenmereka berkolaborasi untuk berbagi kemampuan dan sumber dayadalam mencapai keunggulan kompetitif di pasar. Aliansi strategis ekuitas adalah dua atau lebih perusahaan yang memiliki saham perusahaan yang baru, dibentuk secara berbeda sesuai dengan kontribusi mereka dalam sumber daya dan kemampuan berbagi dalam tujuan akhir dalam mengembangkan keunggulan kompetitif. Aliansi strategis non-ekuitas adalah sebuah aliansi strategis yang kurang formal dari perusahaan joint venture. Untuk memastikan keunggulan kompetitf proses pelaksanaan aliansi strategis non-ekuitas lebih sederhana dari yang lain karena dua atau lebih perusahaan tidak mengambil saham ekuitas dan mereka berbagi kemampuan mereka yang unik dan sumber daya untuk menciptakan keuntungan daya saing.
     Faktor utama yang mempengaruhi adalah faktor ekonomi. Modalintensif dan teknologi yang dimiliki perusahaan sangat memperngaruhi kesuksesan aliansi strategis. Selain itu, perusahaan juga harus mencari mitra yang tepat untuk dapat membangun aliansi strategis yang baik. Keterlibatan aktif dalam pemecahan masalah harus didasarkan pada asas kepercayaan, semakin dipercaya maka keberlangsungan aliansi strategis akan semakin bagus dan bertahan lama.
     Manfaat melakukan aliansi strategis adalah perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang lebih karena dapat saling berbagi sunber daya. Perusahaan akan dapat menggunakan peluang pemanfaatan maksimum sumber daya dan meminimalisir total resiko serta memastikan keunggulan kompetitif.
      Aliansi strategis beresiko jika kontrak tidak dikembangkan dengan tepat atau jika mitra kerja melanggar kontrak yang sudah disepakati dengan membocorkan data rahasia perusahaan yang menjadi mitra kerjanya. Maka kemungkinan kerjasama itu akan putus dan akan merugikan bagi perusahaan itu sendiri. Hal tersebut dapat menghambat daya saing.
0

Pengaruh Perubahan Permintaan dan Penawaran terhadap Keseimbangan Harga dan Jumlah Barang

Kelompok 5

Novice Lebrie Sagilitany (25211246)
Arinda Pramesti (29211380)
Rina Mardiani (26211221)
Wanda Anindita (27211355)

 

Judul :  Pengaruh Perubahan Permintaan dan Penawaran terhadap Harga dan Jumlah Barang Keseimbangan

A. Latar Belakang

Harga keseimbangan adalah harga di mana baik konsumen maupun produsen sama-sama tidak ingin menambah atau mengurangi jumlah yang dikonsumsi dan dijual. Permintaan sama dengan penawaran. Ketika harga di bawah harga keseimbangan, akan terjadi kelebihan permintaan. Sebaliknya, jika harga melebihi harga keseimbangan, terjadi kelebihan penawaran.

Perubahan keseimbangan pasar terjadi bila ada perubahan di sisi permintaan dan atau penawaran. Perubahan permintaan dapat disebabkan oleh perubahan pendapatan, selera, harga barang lain yang dapat menggantikan, harga barang lain yang melengkapi, jumlah pembeli, dan perkiraan harga pada masa yang akan datang. Sedangkan penawaran dapat berubah akibat adanya perubahan harga bahan baku, teknologi, jumlah penjual, perkiraan harga pada masa yang akan datang, pajak dan subsidi, dan kebijakan pemerintah.

Paper ini dibuat untuk mengetahui penjelasan lebih mendalam mengenai pengaruh perubahan permintaan dan penawaran terhadap harga dan jumlah barang keseimbangan ketika permintaan yang naik sama dengan penawaran yang menurun.

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang telah dijabarkan di atas mengenai pengaruh perubahan permintaan dan penawaran terhadap harga dan jumlah barang keseimbangan ketika permintaan yang naik sama dengan penawaran yang menurun, maka rumusan masalah dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana penjelasan dan kurva mengenai pengaruh perubahan permintaan dan penawaran terhadap harga dan jumlah barang keseimbangan ketika permintaan yang naik sama dengan penawaran yang menurun?
  1. Apa contoh dari perubahan permintaan dan penawaran terhadap harga dan jumlah barang keseimbangan ketika permintaan yang naik sama dengan penawaran yang menurun?

C. Metodologi

Dalam proses pembuatan paper ini, kami menggunakan jenis data sekunder dengan metode percarian informasi melalui buku.

D. Pembahasan

Ketika permintaan naik sama dengan penawaran turun maka harga naik dan kuantitas tetap. Harga ekuilibrium mengalami kenaikan yaitu dari pertemuan D1, S1 dengan D2, S2. Kenaikan harga ekuilibrium ini dapat dipastikan mengingat bahwa baik bertambahnya permintaan maupun berkurangnya penawaran bertendensi mengakibatkan meningkatnya harga ekuilibrium.

Bertambahnnya permintaan bertendensi meningkatkan kuantitas ekuilibrium, sedangkan berkurangnya penawaran bertendensi menurunkan kuantitas ekuilibrium. Sehingga, karena adanya peningkatan jumlah permintaan yang sama dengan jumlah penurunan penawaran, maka kuantitas ekuilibrium akan tetap.

Hal tersebut dapat dilihat dalam kasus peningkatan harga cabe pada saat menjelang lebaran. Menjelang lebaran, permintaan cabe akan meningkat sehingga mengakibatkan menurunnya penawaran cabe. Hal itu dikarenakan produsen memiliki kuantitas yang tidak bertambah atau tetap. Permintaan yang  naik, membuat produsen ingin mendapatkan untung lebih sehingga produsen menaikkan harga cabe.

E. Kesimpulan

Perubahan keseimbangan pasar terjadi bila ada perubahan di sisi permintaan dan atau penawaran. Ketika permintaan naik sama dengan penawaran turun maka harga naik dan kuantitas tetap. Kenaikan harga ekuilibrium ini dapat dipastikan mengingat bahwa baik bertambahnya permintaan maupun berkurangnya penawaran menyebabkan meningkatnya harga ekuilibrium.

Bertambahnnya permintaan bertendensi meningkatkan kuantitas ekuilibrium, sedangkan berkurangnya penawaran bertendensi menurunkan kuantitas ekuilibrium. Sehingga, karena adanya peningkatan jumlah permintaan yang sama dengan jumlah penurunan penawaran, maka kuantitas ekuilibrium akan tetap.

Sumber :

Reksoprajitno, Soedijono. Pengantar Ekonomi Mikro Perilaku Harga Pasar dan Konsumen.  Jakarta : Penerbit Gunadarma.

Raharja, Pratama. Teori Ekonomi Mikro, edisi keempat. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 2010.

Sampingan
0

TUGAS TEORI EKONOMI 1

Novice Lebrie Sagilitany

SMAK-05

NPM : 25211246

Barang Normal

Barang normal adalah barang yang permintaannya bertambah ketika pendapatan lebih tinggi dan permintaannya berkurang ketika pendapatan lebih rendah.

Cara lain untuk mendefinisikan barang normal adalah dengan menghitung elastisitas pendapatan dari permintaan. Jika koefisien ini adalah positif dan lebih rendah dari 1 maka barang dianggap barang normal.

Contoh barang normal : tiket bioskop, makanan restoran, panggilan telepon, baju, dsb

Menurut saya barang normal tiap orang berbeda – beda tergantung dari kebiasaan orang tersebut membeli apa dan juga berapa gaji atau pendapatan yang diterima. Misalnya, saya hampir setiap bulan membeli satu buah baju menggunakan uang jajan yang saya miliki tiap bulannya. Pada suatu saat saya diberikan uang jajan lebih oleh orang tua (pendapatan meningkat) saya akan membeli lebih banyak baju bisa membeli dua atau tiga buah baju(permintaan meningkat). Dalam kasus ini baju merupakan barang normal.

    

Barang Komplementer 

Barang yang “sejalan” penurunan harga yang satu menyebabkan peningkatan dalam permintaan yang lain dan kenaikan harga menyebabkan penurunan dalam permintaan yang lain.

Contoh barang komplementer : kopi dengan gula, bensin dengan kendaraan, kompor dengan gas, tinta dengan pulpen dsb

Jika kita tidak memiliki salah satunya maka barang tersebut tidak bisa digunakan.

Faktor – faktor penyebab perubahan permintaan

1.Perubahan pendapatan konsumen

2.Perubahan harga barang pengganti

3.Perubahan harga barang komplemen

4.Perubahan cita rasa konsumen

Mengapa harga barang komplemen menjadi salah satu faktor penyebab perubahan permintaan?

Saya akan mencontohkan hubungan komplemen antara kompor minyak dengan minyak tanah sebagai bahan bakarnya. Untuk menggunakan minyak tanah diperlukan kompor minyak, sebaliknya kompor minyak tanpa adanya minyak tidak akan bisa nyala apinya atau tidak bisa digunakan. mengingat akan adanya hubungan yang komplementer tersebut dapat diramalkan bahwa meningkatnya harga minyak tanah akan menyebabkan berkurangnya permintaan akan kompor minyak. Sebaliknya apabila harga kompor lebih mahal dari sebelumnya, maka kurva permintaan akan minyak tanah mempunyai tendensi untuk bergeser ke kiri.

kurva permintaan minyak tanah

Equilibrium Price and Quantity 

(Effects of Supply and Demand Curve Shifts)

kenaikan kurva permintaan lebih besar dibandingkan penurunan kurva penawarannya. maka p(harga) dan q(jumlah/kuantitas) meningkat.

permintaan bertambah, penawaran berkurang :

1. Harga Equilibrium naik dapat dilihat dari dua titik yang terlihat di kurva. Kenaikan harga equilibrium ini dapat dipastikan mengingat bahwa baik bertambahnya permintaan maupun berkurangnya penawaran bertendensi mengakibatkan meningkatnya harga ekuilibrium.(lihat kasus 1.1 dan 1.2)

2. Kuantitas Equilibrium perubahan tidak dapat dipastikan. Hal ini dikarenakan, disatu pihakbertambahnya permintaan bertendensi meningkatkan kuantitas equilibrium (lihat kasus 1.1) di lain pihak berkurangnya penawaran bertendensi menurunkan kualitas equilibrium(lihat kasus 1.2).

 

gambar 1.1

gambar 1.2

Referensi

Reksoprajitno, Soedijono (1993).Pengantar Ekonomi Mikro Perilaku Harga Pasar dan Konsumen.  Jakarta : Penerbit Gunadarma

http://books.google.co.id/books?id=2FLilN2fHusC&pg=PA64&lpg=PA64&dq=barang+komplementer&source=bl&ots=mP2ouJhY09&sig=uCHSsb218BJ2jM0k1mstt3VCq5U&hl=en&sa=X&ei=83p3ULDsJZHIrQft8ICIBA&redir_esc=y#v=onepage&q=barang%20komplementer&f=false

http://id.wikipedia.org/wiki/Barang_normal

http://www.investopedia.com/terms/n/normal-good.asp#ixzz292FBG7vk

kelasfapetc2010.files.wordpress.com/2011/03/3-teori-konsumsi.ppt

0

TUGAS 4 PEREKONOMIAN INDONESIA#

Tugas Softskill 4

Tugas Perekonomian Indonesia #

Novice Lebrie Sagilitany

1EB04

NPM : 25211246

Pengangguran, Inflasi dan Kebijakan Pemeritah

  • Pengangguran dan inflasi adalah dua masalah ekonomi utama yang dihadapi setiap masyarakat.
  • Kedua-dua masalah ekonomi itu dapat mewujudkan beberapa efek buruk yang bersifat ekonomi, politik dan sosial.
  • Untuk menghindari berbagai efek buruk yang mungkin timbul, berbagai kebijakan ekonomi perlu dijalankan.

Jenis Pengangguran

  1. Berdasarkan kepada sumber / penyebab yang mewujudkan pengangguran tersebut
  2. Berdasarkan kepada ciri pengangguran yang wujud

Berdasarkan Penyebabnya

  1. Pengangguran normal atau friksional
  2. Pengangguran siklikal
  3. Pengangguran struktural
  4. Pengangguran teknologi

Berdasarkan cirinya

  1. Pengangguran terbuka
  2. Pengangguran tersembunyi
  3. Pengangguran musiman
  4. Setengah menganggur

Dampak pengangguran

Terhadap perekonomian

a. Masyarakat tidak dapat memaksimumkantingkat kesejahteraan yang mungkin dicapainya

b. Pendapatan pajak pemerintah berkurang

c. Menghambat pertumbuhan ekonomi

Terhadap Individu dan Masyarakat

a. Kehilangan mata pencaharian dan pendapatan

b. Kehilangan atau berkurangnya keterampilan

c. Menimbulkan ketidak-stabilan sosial dan politik

Beberapa Tujuan Kebijakan Pemerintah

1. Tujuan bersifat ekonomi

a. Menyediakan lowongan pekerjaan

b. Meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat

c. Memperbaiki pembagian pendapatan

2. Tujuan bersifat sosial dan politik

a. Meningkatkan kemakmuran keluarga dan kestabilan keluarga

b. Menghindari masalah kejahatan

c. Mewujudkan kestabilan politik

INFLASI

  • Inflasi (inflation) adalah suatu gejala dimana tingkat harga mengalami kenaikan terus menerus
  • Berdasarkan definisi tersebut, kenaikan harga umum yang terjadi sekali waktu saja, tidaklah dapat dikatakan sebagai inflasi

Inflasi: tingkat perubahan harga – harga

Tingkat Inflasi : akumulasi dari inflasi-inflasi terdahulu, atau persentase perubahan di dalam tingkat harga

Indeks Harga

  • Mengukur biaya dari sekelompok barang tertentu sebagai persentase dari kelompok yang sama pada periode dasar (base period)
  • Indeks harga:

-GDP deflator

-Indeks Harga Konsumen (IHK)

-Indeks Harga produsen (IHP)

Sebab-sebab timbulnya inflasi

Pandangan Keynes

  • Jumlah uang beredar (Ms) hanyalah salah satu faktor penentu tingkat harga
  • Dalam jangka pendek Agregate Demand (C, I, G) dan pajak (T) juga mempengaruhi inflasi

Pandangan Aliran Ekspektasi Rasional dan Ekonomi sisi Penawaran

  • Ratex; percaya bahwa inflasi merupakan fenomena moneter dan JUB merupakan kunci untuk mencapai stabilitas harga
  • Ekonomi sisi penawaran; inflasi sebagai fenomena moneter, pembatasan moneter untuk mengurangi inflasi, juga penurunan tarif pajak sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan laju pertumbuhan penawaran agregat sehingga tingkat inflasi dapat dikurangi.

Pandangan Kaum Strukturalis

  • Disebabkan adanya kendala atau kekakuan struktural :

Kendala penawaran bahan pangan yang bersifat inelastis

Kendala devisa

Kendala fiskal

  • Inflasi merupakan suatu yang inherent di dalam proses pembangunan ekonomi itu sendiri

Jenis Inflasi

1. Inflasi tarikan permintaan (demand-pull inflation)/inflasi sisi permintaan

(demand-side inflation)/inflasi karena guncangan permintaan (demand-shock inflation)

2. Inflasi dorongan biaya (Cost-push inflation)/inflasi sisi penawaran (supplyside inflation)/inflasi karena guncangan penawaran (supply-shock inflation)

3. Inflasi struktural (structural inflation)

Demand-pull inflation

  • Inflasi yang terjadi sebagai akibat dari adanya kenaikan permintaan agregat (AD) yang terlalu besar atau pesat dibandingkan dengan penawaran atau produksi agregat.

Cost-push inflation

  • Inflasi yang terjadi sebagai akibat dari adanya kenaikan biaya produksi yang pesat dibandingankan dengan produktivitas dan efisiensi, yang menyebabkan perusahaan mengurangi supply barang dan jasa mereka ke pasar
  • Inflasi yang terjadi sebagai akibat dari adanya restriksi terhadap penawaran dari satu atau lebih sumberdaya
  • Inflasi yang terjadi apabila harga dari satu atu lebih sumberdaya mengalami kenaikan atau dinaikkan

Structural inflation

  • Inflasi yang terjadi sebagai akibat dari adana berbagai kendala atau kekauan strural yang menyebabkan penawaran didalam perekonomian menjadi kurang atau tidak responsif terhadap permintaan yang meningkat

Dilihat dari tingkat keparahannya

1. Inflasi sedang (moderate inflation) yaitu inflasi yang ditandai dengan harga-harga yang meningkat lambat, dan tidak terlalu menimbulkan distorsi pada pendapatan dan harga relatif;

2. Inflasi ganas (galloping inflation) yaitu inflasi yang mencapai antara dua atau tiga digit

3. Hiperinflasi (hyperinflation) adalah tingakt inflasi yang sangat parah, bisa mencapai ribuan bahkan milyar persen per tahun, merupakan jenis inflasi yang mematikan

Dampak inflasi

Bradley

  • Efek redistribusi dari inflasi

Inflasi akan menurunkan pendapatan riil orang yang berpendapatan tetap
Inflasi akan mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang
Memperburuk pembagian kekayaan

  • Penurunan dalam efisiensi ekonomi
  • Perubahan-perubahan di dalam output dan kesempatan kerja
  • Menciptakan lingkungan yang tidak stabil

McKinnon

  • Inflasi cenderung memperendah tingkat bunga riil, menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan di pasar modal
  • Hal ini akan menyebabkan penawaran dana untuk investasi menurun, dan sebagai akibatnya, investasi sektor swasta teretekan sampai ke bawah tingkat keseimbangannya, yang disebabkan oleh terbatasnya penawaran dana yang dapat dipinjamkan
  • Selama inflasi menuntun ke arah tingkat bunga riil yang rendah dan ketidakseimbangan pasar modal, maka inflasi tersebut akan menurunkan investasi dan pertumbuhan.

Robert Mundell

  • Inflasi memiliki dampak yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi

Hubungan antara inflasi dan pengangguran

Studi tentang hubungan antara inflasi dan pengangguran pertama kali dilakukan oleh A. W. Phillips (1958), yang menyimpulkan:

  • Terdapat hubungan negatif antara tingkat pertumbuhan upah nominal dan tingkat pengangguran
  • Hubungan diantara kedua peubah tersebut terlihat stabil

Kebijakan Pemerintah

  • Secara kontinu kebijakan pemerintah diperlukan untuk menjaga kestabilan harga-harga dan mengurangi tingkat pengangguran pada tingkat yang sangat rendah
  • Kebijakan pemerintah:

1. Kebijakan fiskal : T dan G

2. Kebijakan moneter : Ms, r

3. Kebijakan sisi penarawan: meninggikan efisiensi ekonomi dan      mendorong lebih banyak investasi

  • Ketiga bentuk kebijakan pemerintah tersebut perlu dilakukan secara serentak untuk meningkatkan keefektifannya.

Kebijakan untuk mengatasi pengangguran

  • Kebijakan fiskal : mengurangi pajak dan menambah pengeluaran pemerintah
  • Kebijakan moneter: menambah penawaran uang, menurunkan suku bunga dan menyediakan kredit khusus untuk sektor atau kegiatan tertentu
  • Kebijakan sisi penawaran: mendorong lebih banyak investasi, mengembangkan infrastruktur, meningkatkan efisiensi administras pemerintah, memberi subsidi dan mengurangkan pajak perusahaan dan individu

Kebijakan untuk mengatasi inflasi

  • Kebijakan fiskal: menambah pajak dan mengurangi pengeluaran pemerintah
  • Kebijakan moneter: menaikan suku bunga dan membatasi kredit
  • Kebijakan sisi penawaran: melakukan langkah-langkah yang dapat mengurangi biaya produksi dan menstabilkan harga seperti mengurangi pajak impor dan pajak ke atas bahan mentah, melakukan penetapan harga, menggalakan pertambahan produksi dan perkembangan teknologi

sumber:

http://rahmatullahrizieq.edublogs.org/files/2008/01/chap09-pengangguran-inflasi-dan-kebijakan-pemeritah-compatibility-mode.pdf

0

TUGAS 3 PEREKONOMIAN INDONESIA#

Tugas Softskill 3

Tugas Perekonomian Indonesia #

Novice Lebrie Sagilitany

1EB04

NPM : 25211246

Dalam mempelajari perekonomian suatu negara konsep yang sangat penting adalah mengetahui tentang strategi pembangunan ekonomi. Strategi pembangunan ekonomi diberi batasan sebagai suatu tindakan pemilihan atas faktor-faktor  yang akan dijadikan faktor utama yang menjadi penentu jalannya proses pertumbuhan (Suroso,1993). Dalam hal ini ada beberapa strategi pembangunan ekonomi yang akan saya sampaikan, yaitu :

Strategi Pertumbuhan

Adapun beberapa inti dari konsep strategi pertumbuhan yaitu :

  1. Strategi pembangunan ekonomi suatu negara akan terpusat pada upaya pembentukan modal, serta bagaimana menanamkannya secara seimbang, menyebar, terarah, dan memusat, sehingga dapat menimbulkan efek pertumbuhan ekonomi.
  2. Selanjutnya bahwa pertumbuhan ekonomi akan dinikmati oleh golongan lemah melalui proses merambat kebawah (trickle-dowm-effect)- pendistribusian kembali.
  3. Jika terjadi ketimpangan atau ketidakmerataan, hal tersebut merupakan persyaratan terciptanya pertumbuhan ekonomi.
  4. Kritik paling keras dari strategi pertama ini adalah, bahwa pada kenyataan yang terjadi adalah ketimpangan yang semakin tajam.

Adapun tiga strategi utama dalam mempercepat dan mengembangkan pembangunan ekonomi Indonesia adalah pertumbuhan ekonomi tinggi, menyeluruh dan berkepanjangan.

Pertama, mengembangkan koridor pembangunan ekonomi Indonesia dengan cara membangun pusat-pusat perekonomian di setiap pulau. Selain mengembangkan klaster industri berbasis sumber-sumber superior. Baik komoditas maupun sektor.

Koridor pembangunan ekonomi Indonesia terbagi dalam empat tahap. Mengindentifikasikan pusat-pusat perekonomian, misalnya ibukota provinsi. Menentukan kebutuhan pengubung antara pusat ekonomi tersebut, seperti trafik barang.

Kemudian validasi untuk memastikan sejalan dengan pembangunan nasional, yakni pengaturan area tempat tinggal dengan sistem infrastruktur serta fasilitas. Juga menentukan hubungan lokasi sektor fokus, guna menunjang fasilitas. Misal menghubungkan area pertambangan dengan kawasan pemrosesnya.

Kedua, memperkuat hubungan nasional baik secara lokal maupun internasional. Hal ini bisa mengurangi biaya transaksi, menciptakan sinergi antara pusat-pusat pertumbuhan dan menydari perlunya akses-akses ke sejumlah layanan. Seperti intra dan inter-konektivitas antara pusat pertumbuhan serta pintu perdagangan dan pariwisata internasional.

Integrasi ekonomi merupakan hal terbaik untuk mencapai keuntungan langsung dari konsentrasi produksi. Serta dalam jangka panjang, meningkatkan standar kehidupan. Saat ini, aktivitas ekonomi Indonesia terpusat di kota-kota, khususnya Jawa dan Sumatra. Fasilitas transportasi yang terbasa menyebabkan area industri tak menjangkau pelosok.

Pada jangka pendek, proyek-proyek yang perlu dibangun di Jawa adalah TransJawa, TransJabodetabek, kereta jalur dua, Tanjung Priok. Pembangunan tersebut diharapkan bisa berdampak langsung mengurangi kemiskinan di Jawa yang melebihi 20 juta jiwa, dua kali populasi miskin Sumatra yang sekitar tujuh juta jiwa. Pembangunan infrastruktur di Jawa bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi.

Ketiga, mempercepat kapabilitas teknologi dan ilmu pengetahuan nasional atau Iptek. Selain tiga strategi utama ini, juga ada beberapa strategi pendukung seperti kebijakan investasi, perdagangan dan finansial.

Beberapa elemen utama di sektor Iptek adalah meningkatkan kualitas pendidikan termasuk pendidikan kejuruan tinggi serta pelatihannya. Meningkatkan level kompetensi teknologi dan sumber daya ahli. Peningkatan aktivitas riset dan pengembangan, baik pemerintah maupun swasta, dengan memberikan insentif serta menaikkan anggaran.

Kemudian mengembangkan sistem inovasi nasional, termasuk pembiayaannya. Saat ini, masalah utama yang dihadapi adalah kemampuan riset dan pengembangan yang digunakan untuk mencari solusi teknologi. Kemampuan pengguna untuk menyerap teknologi yang ada. Serta transaksi antara riset dan pengembangan sebagai pemasok solusi teknologi dengan penggunanya tak terbangun dengan baik.

Selain tiga koridor, terdapat tiga tahap dalam visi ekonomi Indonesia. Pada 2011-2014, persiapan dan pembangunan konsensus untuk mempercepat pembangunan ekonomi. Pada 2015-2025, implementasi program-program percepatan ekonomi. Kemudian 2025-2045, mempertahankan pembangunan yang berdasarkan ekonomi tersebut.

STRATEGI PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI

A.Faktor Utama Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi :

  1. Akumulasi modal, yang meliputi semua bentuk atau jenis investasi baru yang ditanamkan pada tanah, peralatan fisik, dan modal atau sumber daya manusia.
  2. Pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja
  3. Kemajuan teknologi.

1.Akumulasi Modal

Akumulasi modal (capital accumulation) terjadi apabila sebagian dari pendapatan ditabung dan diinvestasikan kembali dengan tujuan memperbesar output dan pendapatan di kemudian hari. Pengadaan pabrik baru, mesin-mesin, peralatan dan bahan baku dalam rangka meningkatkan stok modal (capital stock) secara fisik memungkinkan akan terjadinya peningkatan output di masa-masa mendatang.

Investasi produktif yang bersifat langsung tersebut harus dilengkapi dengan berbagai investasi penunjang yang disebut investasi “infrastruktur” ekonomi dan sosial. Contoh: pembangunan jalan-jalan raya, penyediaan listrik, persediaan air bersih dan perbaikan sanitasi, pembangunan fasilitas komunikasi, peningkatan kualitas SDM, dsb, yang kesemuanya itu mutlak dibutuhkan dalam rangka menunjang dan mengintegrasikan segenap aktivitas ekonomi produktif.

Contoh investasi yang dilakukan oleh seorang petani sayuran berupa pembelian sebuah traktor baru pasti dapat meningkatkan produksi sayurannya. Tetapi tanpa fasilitas transportasi (jalan dan/atau kendaraan) yang memadai guna mengangkut tambahan produksi tersebut ke pasaran, maka investasi sang petani tersebut tidak akan banyak menambah produksi pangan nasional

2.Pertumbuhan Penduduk dan Angkatan Kerja

Pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan angkatan kerja secara tradisional dianggap sebagai salah satu faktor positif yang memacu pertumbuhan ekonomi. Jumlah tenaga kerja yang lebih besar berarti akan menambah jumlah tenaga produktif, sedangkan pertumbuhan penduduk yang lebih besar berarti ukuran pasar domestiknya lebih besar.

Positif atau negatifnya pertambahan penduduk bagi upaya pembangunan ekonomi sepenuhnya tergantung pada kemampuan sistem perekonomian yang bersangkutan untuk menyerap dan secara produktif memanfaatkan tambahan tenaga kerja tersebut. Kemampuan itu dipengaruhi oleh tingkat dan jenis akumulasi modal dan tersedianya input atau faktor-faktor penunjang, seperti kecakapan manajerial dan administrasi.

3.Kemajuan Teknologi

Kemajuan teknologi terbagi diantaranya menjadi 5 macam, yaitu :

a) Kemajuan teknologi yang bersifat netral (neutral technological progress)

Terjadi apabila teknologi tersebut memungkinkan kita mencapai tingkat produksi yang lebih tinggi dengan menggunakan jumlah dan kombinasi faktor input yang sama. Contoh: pengelompokan tenaga kerja (semacam spesialisasi) yang dapat mendorong peningkatan output dan kenaikan konsumsi masyarakat. Ditinjau dari sudut analisis kemungkinan produksi, perubahan teknologi yang netral, yang dapat melipatgandakan output, secara konseptual, sama saja artinya teknologi yang mampu melipatgandakan semua input produktif

b) Kemajuan teknologi yang hemat tenaga kerja (labor saving technological progress)

Penggunaan teknologi tersebut memungkinkan kita memperoleh output yang lebih tinggi dari jumlah input tenaga kerja yang sama. Penggunaan komputer elektronik, mesin tekstil otomatis, bor listrik berkecepatan tinggi, traktor dan mesin pembajak tanah, dan banyak lagi jenis mesin serta peralatan modern lainnya, Sebagian besar kemajuan teknologi pada abad kedua puluh adalah teknologi yang hemat tenaga kerja. Jumlah pekerja yang dibutuhkan dalam berbagai kegiatan produksi mulai dari pengemasan kacang sampai dengan pembuatan sepeda dan jembatan, semakin sedikit

c) Kemajuan teknologi yang hemat modal (capital-saving technological progress)

Di negara-negara Dunia Ketiga yang berlimpah tenaga kerja tetapi langka modal, kemajuan teknologi hemat modal merupakan sesuatu yang paling diperlukan. Kemajuan teknologi ini akan menghasilkan metode produksi padat karya yang lebih efisien (yakni, yang memerlukan biaya lebih rendah), misalnya mesin pemotong rumput berputar atau mesin pengayak dengan tenaga tangan, pompa penghembus dengan tenaga kaki dan penyemprot mekanis di atas punggung untuk pertanian skala kecil.

Pengembangan teknik produksi di negara-negara berkembang yang murah, efisien dan padat karya (hemat modal) -atau teknologi tepat guna- merupakan salah satu unsur terpenting dalam strategi pembangunan jangka panjang yang berorientasi pada perluasan penyediaan lapangan kerja

d) Kemajuan teknologi yang meningkatkan pekerja (labor-augmenting technological progress)

Terjadi apabila penerapan teknologi tersebut mampu meningkatkan mutu atau keterampilan angkatan kerja secara umum. Misalnya, dengan menggunakan LCD, televisi, dan media komunikasi elektronik lainnya di dalam kelas, proses belajar bisa lebih lancar sehingga tingkat penyerapan bahan pelajaran juga menjadi lebih baik

Definisi pertumbuhan ekonomi (economic growth) suatu negara menurut Prof. Simon Kuznets

“Pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari negara yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomi kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan atau dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian teknologi, institusional (kelembagaan), dan ideologis terhadap berbagai tuntutan keadaan yang ada

Ciri proses pertumbuhan ekonomi Profesor Kuznets :

  1. Tingkat pertumbuhan output per kapita dan pertumbuhan penduduk yang tinggi.
  2. Tingkat kenaikan total produktivitas faktor yang tinggi.
  3. Tingkat transformasi struktural ekonomi yang tinggi.
  4. Tingkat transformasi sosial dan ideologi yang tinggi.
  5. Adanya kecenderungan negara-negara yang mulai atau yang sudah maju perekonomiannya untuk berusaha merambah bagian-bagian dunia lainnya sebagai daerah pemasaran dan sumber bahan baku yang baru.
  6. Terbatasnya penyebaran pertumbuhan ekonomi yang hanya mencapai sekitar sepertiga bagian penduduk dunia

B. Yang mempengaruhi prospek pertumbuhan ekonomi dan syarat-syarat terlaksananya pembangunan ekonomi modern :

1) Kekayaan sumber daya alam dan kualitas modal manusia.

Negara-negara Dunia Ketiga dewasa ini kurang memiliki kekayaan alam apabila dibandingkan dengan negara-negara maju pada saat pertama kali memulai pembangunan ekonominya. Dahulu, ketika mereka mulai menggalang kekuatan ekonomi, kekayaan alam mereka masih utuh; sedangkan kekayaan negara-negara berkembang sudah dirampok atau bahkan habis diperas oleh kolonialisme.

Di Amerika Latin dan Afrika, walaupun memiliki sumber daya alam agak banyak, tidak memiliki modal untuk mengelola dan memanfaatkannya. Modal tersebut tidak akan mudah diperoleh tanpa mengorbankan sejumlah besar otonomi dan kekuasaan nasional mereka kepada perusahaan-perusahaan multinasional yang secara teknis dan finansial memang lebih mampu mengelola sumber-sumber daya itu secara efisien.

Kemampuan suatu negara untuk mengelola sumber daya alam antara lain tergantung pada kecakapan manajerial dan kapabilitas teknis penduduknya, serta akses mereka ke pasar serta akses untuk memperoleh informasi dengan biaya minimal. Dewasa ini, mayoritas penduduk negara-negara Dunia Ketiga kurang terdidik, kurang pengalaman, dan kurang cakap apabila dibandingkan dengan penduduk negara-negara yang sekarang maju pada awal pertumbuhan ekonominya. Akses mereka ke pasar dan sumber informasi pun relatif sangat terbatas. Menurut ekonom Paul Romer, dewasa ini negara- negara berkembang “miskin karena penduduknya tidak memiliki akses ke gagasan-gagasan yang dahulu dimanfaatkan oleh negara-negara yang sekarang maju untuk menciptakan nilai ekonomis.

2) Tingkat Relatif GNP(Gross National Product) dan Pendapatan Per Kapita

Lebih dari 70% penduduk negara-negara Dunia Ketiga harus berusaha keras guna mempertahankan hidupnya dengan pendapatan yang sangat minimum. Pada saat memulai era pertumbuhan modern, negara-negara yang sekarang makmur, dalam berbagai aspek ekonomi sudah jauh lebih maju daripada bagian–bagian dunia lainnya. Mereka dapat mengambil manfaat dari posisi keuangannya yang kuat untuk memacu kesejahteraannya sendiri sehingga kian memperlebar kesenjangan pendapatan antara mereka dengan penduduk negara-negara berkembang. Di saat mereka mengawali proses pertumbuhan ekonomi modernnya, mereka sudah mempunyai modal dan posisi yang cukup kokoh. Sebaliknya, negara-negara berkembang dewasa ini memulai proses pertumbuhan dengan tingkat pendapatan per kapita yang paling rendah menurut skala internasional.

3) Perbedaan Iklim

Masih memerlukan analisis lebih mendalam untuk memastikan benar atau tidaknya perbedaan iklim ini termasuk ke dalam faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan usaha-usaha pembangunan. Hampir seluruh negara-negara Dunia Ketiga terletak di daerah yang beriklim tropis atau subtropis.

Sejarah membuktikan bahwa hampir setiap negara yang berhasil mengembangkan ekonominya secara modern terletak di daerah yang beriklim dingin. Salah satu faktor iklim yang secara langsung mempengaruhi produksi pada umumnya adalah suhu udara yang panas dan lembab di kebanyakan negara miskin. Suhu yang panas dan lembab itu tidak hanya menyebabkan perasaan yang kurang enak pada para pekerja, tetapi juga menggerogoti atau menekan kesehatan, mengurangi keinginan bekerja keras sehingga pada akhirnya menurunkan tingkat produktivitas dan efisiensi.

4) Jumlah Penduduk, Penyebaran, dan Pertumbuhannya

Pada saat ini jumlah penduduk negara-negara Dunia Ketiga, kepadatan dan perkembangannya sangat berbeda dengan yang ada di negara-negara maju, baik sekarang maupun di masa lampau ketika mereka mengawasi proses pembangunannya. Pertumbuhan penduduk yang sangat cepat jelas merupakan kendala. Revolusi industri dan tingkat pertumbuhan ekonomi jangka panjang yang tinggi mustahil akan dapat dicapai oleh negara-negara yang sekarang maju apabila mereka juga mengalami laju pertumbuhan penduduk yang sedemikian cepat dan nyaris tidak terkendali seperti yang terjadi dewasa ini di negara- negara miskin.

5) Peranan Sejarah Migrasi Internasional

Jaman dahulu negara-negara yang sekarang maju merasa bebas berimigrasi ke mana saja belahan bumi ini. Sekarang mereka sangat membatasi datangnya para imigran ke negara mereka. Terbuka bagi mereka yang berpendidikan tinggi, sehingga menimbulkan brain drain

6) Rangsangan Pertumbuhan dari Maraknya Perdagangan Internasional.

Dasar pertukaran atau nilai tukar perdagangan (terms of trade) negara-negara berkembang selama ini terus menunjukkan penurunan. Apabila negara-negara berkembang mampu memproduksi barang-barang tertentu dengan biaya yang lebih rendah daripada negara-negara maju (misalnya saja, tekstil, pakaian, sepatu, dan beberapa produk manufaktur ringan) maka negara-negara maju segera mencoba menghambat masuknya barang- barang tersebut ke negaranya dengan berbagai macam alasan dan cara, yakni mulai dari pengenaan tarif impor atau bea masuk yang kelewat tinggi, pengenaan aneka rupa hambatan perdagangan nontarif (nontariff barriers) seperti kuota impor, sampai dengan penerapan persyaratan kesehatan dan ijin-ijin khusus

7) Kemampuan Melakukan Penelitian serta Pengembangan IPTEK Dasar

Dalam bidang penelitian serta pengembangan IPTEK, negara- negara Dunia Ketiga sampai sejauh ini masih berada dalam posisi yang sama sekali tidak menguntungkan. Hanya negara-negara makmur yang memiliki surplus kekayaan sajalah yang sanggup melakukannya, mengingat begitu besarnya biaya yang dibutuhkan. Negara-negara kaya sangat tertarik untuk mengembangkan produk-produk yang serba canggih, pasar yang seluas-luasnya, metode produksi dengan teknologi tinggi yang menggunakan banyak input modal dan manajemen serta pengetahuan yang tinggi, dalam usahanya untuk menghemat tenaga kerja dan bahan-bahan baku yang langka. Sebaliknya, negara-negara miskin lebih berkepentingan dengan produk-produk relatif sederhana, menghemat modal, padat karya dan bisa diproduksi untuk pasar yang terbatas

8) Stabilitas serta Fleksibilitas Lembaga-lembaga Politik dan Sosial

Sebelum revolusi industri negara-negara maju merupakan negara yang benar-benar merdeka, sehingga mereka sepenuhnya mampu menyusun kebijakan nasional mereka sendiri berdasarkan konsensus umum menuju ke arah “modernisasi”. Kebanyakan negara-negara Dunia Ketiga dewasa ini merupakan negara atau bangsa yang baru saja memperoleh kebebasan berpolitik, mereka belum merupakan bangsa yang kokoh, utuh atau terkonsolidasi, dan tentu saja belum memiliki kemampuan yang memadai untuk menyusun strategi pembangunan nasionalnya sendiri. Konsep modernisasi pada hakekatnya merupakan konsep “import” yang masih asing bagi masyarakat negara-negara Dunia Ketiga

sumber:

http://www.elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/perekonomian_indonesia/bab2-

http://m.inilah.com/read/detail/1344352/tiga-strategi-pembangunan-ekonomi

http://haris84.wordpress.com/2009/12/06/strategi-pertumbuhan-dan-pembangunan-ekonomi/