Mekanisme transmisi tingkat suku bunga 1
Mekanisme transmisi tingkat suku bunga 2
Mekanisme transmisi tingkat suku bunga 1
Mekanisme transmisi tingkat suku bunga 2
Anggota :
Novice Lebrie Sagilitany (25211246)
Arinda Pramesti (29211380)
Rina Mardiani (26211221)
1. Judul : Economic Impact of Tourism and Globalization in Indonesia
2. Tema : Pengaruh globalisasi terhadap pariwisata Indonesia
3. Pengarang : Guntur Sugiayarto, Adam Blake, M. The Sinclair
4. Latar belakang :
Kebijakan liberalisasi perdagangan memungkinkan negara untuk menuai keuntungan dari spesialisasi produksi atas dasar keunggulan komparatif, dan sejumlah masalah dapat terjadi. Pertumbuhan dari pariwisata dapat membantu masalah yang ditimbulkan oleh liberalisasi perdagangan.
Awalnya globalisasi berdampak buruk terhadap neraca perdagangan Indonesia karena ditetapkannya kebijakan dengan mengurangi tarif impor dan pengenaan pajak pada komoditas domestik. Hal ini tentunya akan berdampak pada sisi produksi karena dengan penurunan harga domestik makan membuat para produsen lebih kompetitif dalam bersaing dengan persaingan yang ada di pasar.
5. Masalah :
6. Metodologi :
Makalah ini menggunakan model model komputasi keseimbangan unum perekonomian Indonesia untuk memeriksa efek dari globalisasi melalui pengurangan tarif, sebagai kebijakan yang berdiri sendiri dan dalam hubungannya dengan pertumbuhan pariwisata.
7. Hasil :
Masalah yang mungkin terjadi dalam liberalisasi perdagangan yang pertama adalah mengambil bentuk defisit neraca perdagangan. Konsumen membeli dalam jumlah peningkatan impor yang lebih murah. Yang kedua melibatkan defisit anggaran pemerintah, karena pemerintah menerima pendapatan kurang dari tarif yang lebih rendah. Kekhawatiran yang ketiga adalah efek dari liberalisasi perdagangan terhadap distribusi pendapatan dan tingkat kesejahteraan penduduk setempat.
Hasil menunjukan bahwa pertumbuhan pariwisata menguatkan efek positif dari globalisasi dan mengurangi dampak buruknya. Produksi meningkatkan dan kesejahteraan membaik, sementara efek buruk pada defisit pemerintah dan neraca perdagangan berkurang.
Peluang pariwisata di Indonesia dapat dijadikan suatu solusi untuk peningkatan neraca perdagangan karena meningkatnya permintaan pariwisata asing akan memperluas lapangan pekerjaan dan memajukan perekonomian di Indonesia.
Anggota :
Novice Lebrie Sagilitany (25211246)
Arinda Pramesti (29211380)
Rina Mardiani (26211221)
1. Judul : Trade Liberalization and Labor Demand Elasticity in Indian Manufacturing
2. Tema : Liberalisasi perdagangan
3. Pengarang : Bishwanath Goldar
4. Tahun : November 2008
5. Latar belakang :
Ada sejumlah studi tentang pengaruh liberalisasi perdagangan terhadap elastisitas permintaan tenaga kerja di industri. Beberapa telah dilakukan oleh negara-negara maju dan beberapa negara berkembang.
Liberalisasi perdagangan memiliki efek positif pada elastisitas permintaan tenaga kerja di industri. Bishwanath Goldar menguji hal itu pada industri India dengan menggunakan Survey Industri Tahunan data pada tahun 1980-81 sampai 1997-98, dan analisis elastisitas dengan menggunakan data 1973-74 sampai 2003-04. Namun, elastisitas yang diperkirakan untuk periode pasca-reformasi lebih rendah dari periode pra-reformasi.
Peningkatan yang disebutkan dalam elastisitas permintaan tenaga kerja timbul dari liberalisasi perdagangan yang memiliki implikasi penting bagi hasil pasar tenaga kerja, terutama bagi negara-negara berkembang. Efek dari liberalisasi perdagangan terhadap elastisitas permintaan tenaga kerja merupakan masalah yang penting untuk diuji.
6. Masalah :
7. Metodologi :
* Koefisien variabel tenaga kerja.
* Penggunaan data pada dua digit tingkat industri.
8. Hasil :
Dalam kondisi persaingan, elastisitas permintaan tenaga kerja pada suatu perusahaan tergantung pada : (a) elastisitas subtitusi antara input tenaga kerja dan lainnya, (b) elastisitas harga permintaan untuk produk yang dihasilkan oleh perusahaan, (c) pangsa biaya tenaga kerja dalam biaya total produksi.
Liberalisasi perdagangan diharapkan dapat meningkatkan elastisitas subtitusi antara input tenaga kerja dan lainnya. Membuka pasar domestik untuk impor yang diperkirakan akan menaikan elastisitas harga permintaan untuk produk perusahaan dalam negeri, karena tersedianya pengganti untuk peroduk apapun.
Pada pra-reformasi diperkirakan elastisitas permintaan tenaga kerja lebih tinggi dari pada elastisitas saat pasca-reformasi yaitu, 0,41 (niali absolut). Pada pasca-reformasi lebih rendah yaitu, 0,21 (nilai absolut). Namun, dengan pemeriksaan lebih dekat dari data menunjukan bahwa ada kecenderungan penurunan elastisitas permintaan tenaga kerja di industri India pada masa pra-reformasi. .Tampaknya tren penurunan elastisitas permintaan tenaga kerja ditangkap dan terbalik sejak pertengahan 1990-an. Masuk akal jika kita menyimpulkan bahwa peningkatan yang diamati dalam elastisitas permintaan tenaga kerja pada periode setelah 1990-an disebabkan dalam ukuran signifikan untuk liberalisasi perdagangan. Faktor-faktor lain seperti melemahnya kekuatan serikat pekerja mungkin telah memberikan kontribusi pada kenaikan elastisitas permintaan tenaga kerja setelah pertengahan 1990-an
Novice Lebrie Sagilitany (25211246)
Arinda Pramesti (29211380)
Rina Mardiani (26211221)
1. Seorang pegawai negeri, menerima gaji setiap bulannya dari pemerintah, selain menerima gaji pegawai tersebut juga diharuskan untuk membayar pajak berupa pajak penghasilan. Saat pegawai tersebut sudah memasuki masa pensiun, dia masih mendapatkan upah atau gaji berupa penghasilan non-balas jasa.
Novice Lebrie Sagilitany (25211246)
Arinda Pramesti (29211380)
Rina Mardiani (26211221)
Wanda Anindita (27211355)
Judul : Pengaruh Perubahan Permintaan dan Penawaran terhadap Harga dan Jumlah Barang Keseimbangan
A. Latar Belakang
Harga keseimbangan adalah harga di mana baik konsumen maupun produsen sama-sama tidak ingin menambah atau mengurangi jumlah yang dikonsumsi dan dijual. Permintaan sama dengan penawaran. Ketika harga di bawah harga keseimbangan, akan terjadi kelebihan permintaan. Sebaliknya, jika harga melebihi harga keseimbangan, terjadi kelebihan penawaran.
Perubahan keseimbangan pasar terjadi bila ada perubahan di sisi permintaan dan atau penawaran. Perubahan permintaan dapat disebabkan oleh perubahan pendapatan, selera, harga barang lain yang dapat menggantikan, harga barang lain yang melengkapi, jumlah pembeli, dan perkiraan harga pada masa yang akan datang. Sedangkan penawaran dapat berubah akibat adanya perubahan harga bahan baku, teknologi, jumlah penjual, perkiraan harga pada masa yang akan datang, pajak dan subsidi, dan kebijakan pemerintah.
Paper ini dibuat untuk mengetahui penjelasan lebih mendalam mengenai pengaruh perubahan permintaan dan penawaran terhadap harga dan jumlah barang keseimbangan ketika permintaan yang naik sama dengan penawaran yang menurun.
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah dijabarkan di atas mengenai pengaruh perubahan permintaan dan penawaran terhadap harga dan jumlah barang keseimbangan ketika permintaan yang naik sama dengan penawaran yang menurun, maka rumusan masalah dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut:
C. Metodologi
Dalam proses pembuatan paper ini, kami menggunakan jenis data sekunder dengan metode percarian informasi melalui buku.
D. Pembahasan
Ketika permintaan naik sama dengan penawaran turun maka harga naik dan kuantitas tetap. Harga ekuilibrium mengalami kenaikan yaitu dari pertemuan D1, S1 dengan D2, S2. Kenaikan harga ekuilibrium ini dapat dipastikan mengingat bahwa baik bertambahnya permintaan maupun berkurangnya penawaran bertendensi mengakibatkan meningkatnya harga ekuilibrium.
Bertambahnnya permintaan bertendensi meningkatkan kuantitas ekuilibrium, sedangkan berkurangnya penawaran bertendensi menurunkan kuantitas ekuilibrium. Sehingga, karena adanya peningkatan jumlah permintaan yang sama dengan jumlah penurunan penawaran, maka kuantitas ekuilibrium akan tetap.
Hal tersebut dapat dilihat dalam kasus peningkatan harga cabe pada saat menjelang lebaran. Menjelang lebaran, permintaan cabe akan meningkat sehingga mengakibatkan menurunnya penawaran cabe. Hal itu dikarenakan produsen memiliki kuantitas yang tidak bertambah atau tetap. Permintaan yang naik, membuat produsen ingin mendapatkan untung lebih sehingga produsen menaikkan harga cabe.
E. Kesimpulan
Perubahan keseimbangan pasar terjadi bila ada perubahan di sisi permintaan dan atau penawaran. Ketika permintaan naik sama dengan penawaran turun maka harga naik dan kuantitas tetap. Kenaikan harga ekuilibrium ini dapat dipastikan mengingat bahwa baik bertambahnya permintaan maupun berkurangnya penawaran menyebabkan meningkatnya harga ekuilibrium.
Bertambahnnya permintaan bertendensi meningkatkan kuantitas ekuilibrium, sedangkan berkurangnya penawaran bertendensi menurunkan kuantitas ekuilibrium. Sehingga, karena adanya peningkatan jumlah permintaan yang sama dengan jumlah penurunan penawaran, maka kuantitas ekuilibrium akan tetap.
Sumber :
Reksoprajitno, Soedijono. Pengantar Ekonomi Mikro Perilaku Harga Pasar dan Konsumen. Jakarta : Penerbit Gunadarma.
Raharja, Pratama. Teori Ekonomi Mikro, edisi keempat. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 2010.
Novice Lebrie Sagilitany
SMAK-05
NPM : 25211246
Barang normal adalah barang yang permintaannya bertambah ketika pendapatan lebih tinggi dan permintaannya berkurang ketika pendapatan lebih rendah.
Cara lain untuk mendefinisikan barang normal adalah dengan menghitung elastisitas pendapatan dari permintaan. Jika koefisien ini adalah positif dan lebih rendah dari 1 maka barang dianggap barang normal.
Contoh barang normal : tiket bioskop, makanan restoran, panggilan telepon, baju, dsb
Menurut saya barang normal tiap orang berbeda – beda tergantung dari kebiasaan orang tersebut membeli apa dan juga berapa gaji atau pendapatan yang diterima. Misalnya, saya hampir setiap bulan membeli satu buah baju menggunakan uang jajan yang saya miliki tiap bulannya. Pada suatu saat saya diberikan uang jajan lebih oleh orang tua (pendapatan meningkat) saya akan membeli lebih banyak baju bisa membeli dua atau tiga buah baju(permintaan meningkat). Dalam kasus ini baju merupakan barang normal.
Barang yang “sejalan” penurunan harga yang satu menyebabkan peningkatan dalam permintaan yang lain dan kenaikan harga menyebabkan penurunan dalam permintaan yang lain.
Contoh barang komplementer : kopi dengan gula, bensin dengan kendaraan, kompor dengan gas, tinta dengan pulpen dsb
Jika kita tidak memiliki salah satunya maka barang tersebut tidak bisa digunakan.
Faktor – faktor penyebab perubahan permintaan
1.Perubahan pendapatan konsumen
2.Perubahan harga barang pengganti
3.Perubahan harga barang komplemen
4.Perubahan cita rasa konsumen
Mengapa harga barang komplemen menjadi salah satu faktor penyebab perubahan permintaan?
Saya akan mencontohkan hubungan komplemen antara kompor minyak dengan minyak tanah sebagai bahan bakarnya. Untuk menggunakan minyak tanah diperlukan kompor minyak, sebaliknya kompor minyak tanpa adanya minyak tidak akan bisa nyala apinya atau tidak bisa digunakan. mengingat akan adanya hubungan yang komplementer tersebut dapat diramalkan bahwa meningkatnya harga minyak tanah akan menyebabkan berkurangnya permintaan akan kompor minyak. Sebaliknya apabila harga kompor lebih mahal dari sebelumnya, maka kurva permintaan akan minyak tanah mempunyai tendensi untuk bergeser ke kiri.
kurva permintaan minyak tanah
kenaikan kurva permintaan lebih besar dibandingkan penurunan kurva penawarannya. maka p(harga) dan q(jumlah/kuantitas) meningkat.
permintaan bertambah, penawaran berkurang :
1. Harga Equilibrium naik dapat dilihat dari dua titik yang terlihat di kurva. Kenaikan harga equilibrium ini dapat dipastikan mengingat bahwa baik bertambahnya permintaan maupun berkurangnya penawaran bertendensi mengakibatkan meningkatnya harga ekuilibrium.(lihat kasus 1.1 dan 1.2)
2. Kuantitas Equilibrium perubahan tidak dapat dipastikan. Hal ini dikarenakan, disatu pihakbertambahnya permintaan bertendensi meningkatkan kuantitas equilibrium (lihat kasus 1.1) di lain pihak berkurangnya penawaran bertendensi menurunkan kualitas equilibrium(lihat kasus 1.2).
gambar 1.1
gambar 1.2
Referensi
Reksoprajitno, Soedijono (1993).Pengantar Ekonomi Mikro Perilaku Harga Pasar dan Konsumen. Jakarta : Penerbit Gunadarma
http://id.wikipedia.org/wiki/Barang_normal
http://www.investopedia.com/terms/n/normal-good.asp#ixzz292FBG7vk
kelasfapetc2010.files.wordpress.com/2011/03/3-teori-konsumsi.ppt
Novice Lebrie Sagilitany
1EB04
NPM : 25211246
Terhadap perekonomian
a. Masyarakat tidak dapat memaksimumkantingkat kesejahteraan yang mungkin dicapainya
b. Pendapatan pajak pemerintah berkurang
c. Menghambat pertumbuhan ekonomi
Terhadap Individu dan Masyarakat
a. Kehilangan mata pencaharian dan pendapatan
b. Kehilangan atau berkurangnya keterampilan
c. Menimbulkan ketidak-stabilan sosial dan politik
1. Tujuan bersifat ekonomi
a. Menyediakan lowongan pekerjaan
b. Meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat
c. Memperbaiki pembagian pendapatan
2. Tujuan bersifat sosial dan politik
a. Meningkatkan kemakmuran keluarga dan kestabilan keluarga
b. Menghindari masalah kejahatan
c. Mewujudkan kestabilan politik
Inflasi: tingkat perubahan harga – harga
Tingkat Inflasi : akumulasi dari inflasi-inflasi terdahulu, atau persentase perubahan di dalam tingkat harga
-GDP deflator
-Indeks Harga Konsumen (IHK)
-Indeks Harga produsen (IHP)
Pandangan Keynes
Pandangan Aliran Ekspektasi Rasional dan Ekonomi sisi Penawaran
Pandangan Kaum Strukturalis
Kendala penawaran bahan pangan yang bersifat inelastis
Kendala devisa
Kendala fiskal
1. Inflasi tarikan permintaan (demand-pull inflation)/inflasi sisi permintaan
(demand-side inflation)/inflasi karena guncangan permintaan (demand-shock inflation)
2. Inflasi dorongan biaya (Cost-push inflation)/inflasi sisi penawaran (supplyside inflation)/inflasi karena guncangan penawaran (supply-shock inflation)
3. Inflasi struktural (structural inflation)
Demand-pull inflation
Cost-push inflation
Structural inflation
1. Inflasi sedang (moderate inflation) yaitu inflasi yang ditandai dengan harga-harga yang meningkat lambat, dan tidak terlalu menimbulkan distorsi pada pendapatan dan harga relatif;
2. Inflasi ganas (galloping inflation) yaitu inflasi yang mencapai antara dua atau tiga digit
3. Hiperinflasi (hyperinflation) adalah tingakt inflasi yang sangat parah, bisa mencapai ribuan bahkan milyar persen per tahun, merupakan jenis inflasi yang mematikan
Bradley
Inflasi akan menurunkan pendapatan riil orang yang berpendapatan tetap
Inflasi akan mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang
Memperburuk pembagian kekayaan
McKinnon
Robert Mundell
Studi tentang hubungan antara inflasi dan pengangguran pertama kali dilakukan oleh A. W. Phillips (1958), yang menyimpulkan:
Kebijakan Pemerintah
1. Kebijakan fiskal : T dan G
2. Kebijakan moneter : Ms, r
3. Kebijakan sisi penarawan: meninggikan efisiensi ekonomi dan mendorong lebih banyak investasi
sumber:
Novice Lebrie Sagilitany
1EB04
NPM : 25211246
Dalam mempelajari perekonomian suatu negara konsep yang sangat penting adalah mengetahui tentang strategi pembangunan ekonomi. Strategi pembangunan ekonomi diberi batasan sebagai suatu tindakan pemilihan atas faktor-faktor yang akan dijadikan faktor utama yang menjadi penentu jalannya proses pertumbuhan (Suroso,1993). Dalam hal ini ada beberapa strategi pembangunan ekonomi yang akan saya sampaikan, yaitu :
Strategi Pertumbuhan
Adapun beberapa inti dari konsep strategi pertumbuhan yaitu :
Adapun tiga strategi utama dalam mempercepat dan mengembangkan pembangunan ekonomi Indonesia adalah pertumbuhan ekonomi tinggi, menyeluruh dan berkepanjangan.
Pertama, mengembangkan koridor pembangunan ekonomi Indonesia dengan cara membangun pusat-pusat perekonomian di setiap pulau. Selain mengembangkan klaster industri berbasis sumber-sumber superior. Baik komoditas maupun sektor.
Koridor pembangunan ekonomi Indonesia terbagi dalam empat tahap. Mengindentifikasikan pusat-pusat perekonomian, misalnya ibukota provinsi. Menentukan kebutuhan pengubung antara pusat ekonomi tersebut, seperti trafik barang.
Kemudian validasi untuk memastikan sejalan dengan pembangunan nasional, yakni pengaturan area tempat tinggal dengan sistem infrastruktur serta fasilitas. Juga menentukan hubungan lokasi sektor fokus, guna menunjang fasilitas. Misal menghubungkan area pertambangan dengan kawasan pemrosesnya.
Kedua, memperkuat hubungan nasional baik secara lokal maupun internasional. Hal ini bisa mengurangi biaya transaksi, menciptakan sinergi antara pusat-pusat pertumbuhan dan menydari perlunya akses-akses ke sejumlah layanan. Seperti intra dan inter-konektivitas antara pusat pertumbuhan serta pintu perdagangan dan pariwisata internasional.
Integrasi ekonomi merupakan hal terbaik untuk mencapai keuntungan langsung dari konsentrasi produksi. Serta dalam jangka panjang, meningkatkan standar kehidupan. Saat ini, aktivitas ekonomi Indonesia terpusat di kota-kota, khususnya Jawa dan Sumatra. Fasilitas transportasi yang terbasa menyebabkan area industri tak menjangkau pelosok.
Pada jangka pendek, proyek-proyek yang perlu dibangun di Jawa adalah TransJawa, TransJabodetabek, kereta jalur dua, Tanjung Priok. Pembangunan tersebut diharapkan bisa berdampak langsung mengurangi kemiskinan di Jawa yang melebihi 20 juta jiwa, dua kali populasi miskin Sumatra yang sekitar tujuh juta jiwa. Pembangunan infrastruktur di Jawa bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Ketiga, mempercepat kapabilitas teknologi dan ilmu pengetahuan nasional atau Iptek. Selain tiga strategi utama ini, juga ada beberapa strategi pendukung seperti kebijakan investasi, perdagangan dan finansial.
Beberapa elemen utama di sektor Iptek adalah meningkatkan kualitas pendidikan termasuk pendidikan kejuruan tinggi serta pelatihannya. Meningkatkan level kompetensi teknologi dan sumber daya ahli. Peningkatan aktivitas riset dan pengembangan, baik pemerintah maupun swasta, dengan memberikan insentif serta menaikkan anggaran.
Kemudian mengembangkan sistem inovasi nasional, termasuk pembiayaannya. Saat ini, masalah utama yang dihadapi adalah kemampuan riset dan pengembangan yang digunakan untuk mencari solusi teknologi. Kemampuan pengguna untuk menyerap teknologi yang ada. Serta transaksi antara riset dan pengembangan sebagai pemasok solusi teknologi dengan penggunanya tak terbangun dengan baik.
Selain tiga koridor, terdapat tiga tahap dalam visi ekonomi Indonesia. Pada 2011-2014, persiapan dan pembangunan konsensus untuk mempercepat pembangunan ekonomi. Pada 2015-2025, implementasi program-program percepatan ekonomi. Kemudian 2025-2045, mempertahankan pembangunan yang berdasarkan ekonomi tersebut.
STRATEGI PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI
A.Faktor Utama Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi :
1.Akumulasi Modal
Akumulasi modal (capital accumulation) terjadi apabila sebagian dari pendapatan ditabung dan diinvestasikan kembali dengan tujuan memperbesar output dan pendapatan di kemudian hari. Pengadaan pabrik baru, mesin-mesin, peralatan dan bahan baku dalam rangka meningkatkan stok modal (capital stock) secara fisik memungkinkan akan terjadinya peningkatan output di masa-masa mendatang.
Investasi produktif yang bersifat langsung tersebut harus dilengkapi dengan berbagai investasi penunjang yang disebut investasi “infrastruktur” ekonomi dan sosial. Contoh: pembangunan jalan-jalan raya, penyediaan listrik, persediaan air bersih dan perbaikan sanitasi, pembangunan fasilitas komunikasi, peningkatan kualitas SDM, dsb, yang kesemuanya itu mutlak dibutuhkan dalam rangka menunjang dan mengintegrasikan segenap aktivitas ekonomi produktif.
Contoh investasi yang dilakukan oleh seorang petani sayuran berupa pembelian sebuah traktor baru pasti dapat meningkatkan produksi sayurannya. Tetapi tanpa fasilitas transportasi (jalan dan/atau kendaraan) yang memadai guna mengangkut tambahan produksi tersebut ke pasaran, maka investasi sang petani tersebut tidak akan banyak menambah produksi pangan nasional
2.Pertumbuhan Penduduk dan Angkatan Kerja
Pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan angkatan kerja secara tradisional dianggap sebagai salah satu faktor positif yang memacu pertumbuhan ekonomi. Jumlah tenaga kerja yang lebih besar berarti akan menambah jumlah tenaga produktif, sedangkan pertumbuhan penduduk yang lebih besar berarti ukuran pasar domestiknya lebih besar.
Positif atau negatifnya pertambahan penduduk bagi upaya pembangunan ekonomi sepenuhnya tergantung pada kemampuan sistem perekonomian yang bersangkutan untuk menyerap dan secara produktif memanfaatkan tambahan tenaga kerja tersebut. Kemampuan itu dipengaruhi oleh tingkat dan jenis akumulasi modal dan tersedianya input atau faktor-faktor penunjang, seperti kecakapan manajerial dan administrasi.
3.Kemajuan Teknologi
Kemajuan teknologi terbagi diantaranya menjadi 5 macam, yaitu :
a) Kemajuan teknologi yang bersifat netral (neutral technological progress)
Terjadi apabila teknologi tersebut memungkinkan kita mencapai tingkat produksi yang lebih tinggi dengan menggunakan jumlah dan kombinasi faktor input yang sama. Contoh: pengelompokan tenaga kerja (semacam spesialisasi) yang dapat mendorong peningkatan output dan kenaikan konsumsi masyarakat. Ditinjau dari sudut analisis kemungkinan produksi, perubahan teknologi yang netral, yang dapat melipatgandakan output, secara konseptual, sama saja artinya teknologi yang mampu melipatgandakan semua input produktif
b) Kemajuan teknologi yang hemat tenaga kerja (labor saving technological progress)
Penggunaan teknologi tersebut memungkinkan kita memperoleh output yang lebih tinggi dari jumlah input tenaga kerja yang sama. Penggunaan komputer elektronik, mesin tekstil otomatis, bor listrik berkecepatan tinggi, traktor dan mesin pembajak tanah, dan banyak lagi jenis mesin serta peralatan modern lainnya, Sebagian besar kemajuan teknologi pada abad kedua puluh adalah teknologi yang hemat tenaga kerja. Jumlah pekerja yang dibutuhkan dalam berbagai kegiatan produksi mulai dari pengemasan kacang sampai dengan pembuatan sepeda dan jembatan, semakin sedikit
c) Kemajuan teknologi yang hemat modal (capital-saving technological progress)
Di negara-negara Dunia Ketiga yang berlimpah tenaga kerja tetapi langka modal, kemajuan teknologi hemat modal merupakan sesuatu yang paling diperlukan. Kemajuan teknologi ini akan menghasilkan metode produksi padat karya yang lebih efisien (yakni, yang memerlukan biaya lebih rendah), misalnya mesin pemotong rumput berputar atau mesin pengayak dengan tenaga tangan, pompa penghembus dengan tenaga kaki dan penyemprot mekanis di atas punggung untuk pertanian skala kecil.
Pengembangan teknik produksi di negara-negara berkembang yang murah, efisien dan padat karya (hemat modal) -atau teknologi tepat guna- merupakan salah satu unsur terpenting dalam strategi pembangunan jangka panjang yang berorientasi pada perluasan penyediaan lapangan kerja
d) Kemajuan teknologi yang meningkatkan pekerja (labor-augmenting technological progress)
Terjadi apabila penerapan teknologi tersebut mampu meningkatkan mutu atau keterampilan angkatan kerja secara umum. Misalnya, dengan menggunakan LCD, televisi, dan media komunikasi elektronik lainnya di dalam kelas, proses belajar bisa lebih lancar sehingga tingkat penyerapan bahan pelajaran juga menjadi lebih baik
Definisi pertumbuhan ekonomi (economic growth) suatu negara menurut Prof. Simon Kuznets
“Pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari negara yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomi kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan atau dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian teknologi, institusional (kelembagaan), dan ideologis terhadap berbagai tuntutan keadaan yang ada
Ciri proses pertumbuhan ekonomi Profesor Kuznets :
B. Yang mempengaruhi prospek pertumbuhan ekonomi dan syarat-syarat terlaksananya pembangunan ekonomi modern :
1) Kekayaan sumber daya alam dan kualitas modal manusia.
Negara-negara Dunia Ketiga dewasa ini kurang memiliki kekayaan alam apabila dibandingkan dengan negara-negara maju pada saat pertama kali memulai pembangunan ekonominya. Dahulu, ketika mereka mulai menggalang kekuatan ekonomi, kekayaan alam mereka masih utuh; sedangkan kekayaan negara-negara berkembang sudah dirampok atau bahkan habis diperas oleh kolonialisme.
Di Amerika Latin dan Afrika, walaupun memiliki sumber daya alam agak banyak, tidak memiliki modal untuk mengelola dan memanfaatkannya. Modal tersebut tidak akan mudah diperoleh tanpa mengorbankan sejumlah besar otonomi dan kekuasaan nasional mereka kepada perusahaan-perusahaan multinasional yang secara teknis dan finansial memang lebih mampu mengelola sumber-sumber daya itu secara efisien.
Kemampuan suatu negara untuk mengelola sumber daya alam antara lain tergantung pada kecakapan manajerial dan kapabilitas teknis penduduknya, serta akses mereka ke pasar serta akses untuk memperoleh informasi dengan biaya minimal. Dewasa ini, mayoritas penduduk negara-negara Dunia Ketiga kurang terdidik, kurang pengalaman, dan kurang cakap apabila dibandingkan dengan penduduk negara-negara yang sekarang maju pada awal pertumbuhan ekonominya. Akses mereka ke pasar dan sumber informasi pun relatif sangat terbatas. Menurut ekonom Paul Romer, dewasa ini negara- negara berkembang “miskin karena penduduknya tidak memiliki akses ke gagasan-gagasan yang dahulu dimanfaatkan oleh negara-negara yang sekarang maju untuk menciptakan nilai ekonomis.
2) Tingkat Relatif GNP(Gross National Product) dan Pendapatan Per Kapita
Lebih dari 70% penduduk negara-negara Dunia Ketiga harus berusaha keras guna mempertahankan hidupnya dengan pendapatan yang sangat minimum. Pada saat memulai era pertumbuhan modern, negara-negara yang sekarang makmur, dalam berbagai aspek ekonomi sudah jauh lebih maju daripada bagian–bagian dunia lainnya. Mereka dapat mengambil manfaat dari posisi keuangannya yang kuat untuk memacu kesejahteraannya sendiri sehingga kian memperlebar kesenjangan pendapatan antara mereka dengan penduduk negara-negara berkembang. Di saat mereka mengawali proses pertumbuhan ekonomi modernnya, mereka sudah mempunyai modal dan posisi yang cukup kokoh. Sebaliknya, negara-negara berkembang dewasa ini memulai proses pertumbuhan dengan tingkat pendapatan per kapita yang paling rendah menurut skala internasional.
3) Perbedaan Iklim
Masih memerlukan analisis lebih mendalam untuk memastikan benar atau tidaknya perbedaan iklim ini termasuk ke dalam faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan usaha-usaha pembangunan. Hampir seluruh negara-negara Dunia Ketiga terletak di daerah yang beriklim tropis atau subtropis.
Sejarah membuktikan bahwa hampir setiap negara yang berhasil mengembangkan ekonominya secara modern terletak di daerah yang beriklim dingin. Salah satu faktor iklim yang secara langsung mempengaruhi produksi pada umumnya adalah suhu udara yang panas dan lembab di kebanyakan negara miskin. Suhu yang panas dan lembab itu tidak hanya menyebabkan perasaan yang kurang enak pada para pekerja, tetapi juga menggerogoti atau menekan kesehatan, mengurangi keinginan bekerja keras sehingga pada akhirnya menurunkan tingkat produktivitas dan efisiensi.
4) Jumlah Penduduk, Penyebaran, dan Pertumbuhannya
Pada saat ini jumlah penduduk negara-negara Dunia Ketiga, kepadatan dan perkembangannya sangat berbeda dengan yang ada di negara-negara maju, baik sekarang maupun di masa lampau ketika mereka mengawasi proses pembangunannya. Pertumbuhan penduduk yang sangat cepat jelas merupakan kendala. Revolusi industri dan tingkat pertumbuhan ekonomi jangka panjang yang tinggi mustahil akan dapat dicapai oleh negara-negara yang sekarang maju apabila mereka juga mengalami laju pertumbuhan penduduk yang sedemikian cepat dan nyaris tidak terkendali seperti yang terjadi dewasa ini di negara- negara miskin.
5) Peranan Sejarah Migrasi Internasional
Jaman dahulu negara-negara yang sekarang maju merasa bebas berimigrasi ke mana saja belahan bumi ini. Sekarang mereka sangat membatasi datangnya para imigran ke negara mereka. Terbuka bagi mereka yang berpendidikan tinggi, sehingga menimbulkan brain drain
6) Rangsangan Pertumbuhan dari Maraknya Perdagangan Internasional.
Dasar pertukaran atau nilai tukar perdagangan (terms of trade) negara-negara berkembang selama ini terus menunjukkan penurunan. Apabila negara-negara berkembang mampu memproduksi barang-barang tertentu dengan biaya yang lebih rendah daripada negara-negara maju (misalnya saja, tekstil, pakaian, sepatu, dan beberapa produk manufaktur ringan) maka negara-negara maju segera mencoba menghambat masuknya barang- barang tersebut ke negaranya dengan berbagai macam alasan dan cara, yakni mulai dari pengenaan tarif impor atau bea masuk yang kelewat tinggi, pengenaan aneka rupa hambatan perdagangan nontarif (nontariff barriers) seperti kuota impor, sampai dengan penerapan persyaratan kesehatan dan ijin-ijin khusus
7) Kemampuan Melakukan Penelitian serta Pengembangan IPTEK Dasar
Dalam bidang penelitian serta pengembangan IPTEK, negara- negara Dunia Ketiga sampai sejauh ini masih berada dalam posisi yang sama sekali tidak menguntungkan. Hanya negara-negara makmur yang memiliki surplus kekayaan sajalah yang sanggup melakukannya, mengingat begitu besarnya biaya yang dibutuhkan. Negara-negara kaya sangat tertarik untuk mengembangkan produk-produk yang serba canggih, pasar yang seluas-luasnya, metode produksi dengan teknologi tinggi yang menggunakan banyak input modal dan manajemen serta pengetahuan yang tinggi, dalam usahanya untuk menghemat tenaga kerja dan bahan-bahan baku yang langka. Sebaliknya, negara-negara miskin lebih berkepentingan dengan produk-produk relatif sederhana, menghemat modal, padat karya dan bisa diproduksi untuk pasar yang terbatas
8) Stabilitas serta Fleksibilitas Lembaga-lembaga Politik dan Sosial
Sebelum revolusi industri negara-negara maju merupakan negara yang benar-benar merdeka, sehingga mereka sepenuhnya mampu menyusun kebijakan nasional mereka sendiri berdasarkan konsensus umum menuju ke arah “modernisasi”. Kebanyakan negara-negara Dunia Ketiga dewasa ini merupakan negara atau bangsa yang baru saja memperoleh kebebasan berpolitik, mereka belum merupakan bangsa yang kokoh, utuh atau terkonsolidasi, dan tentu saja belum memiliki kemampuan yang memadai untuk menyusun strategi pembangunan nasionalnya sendiri. Konsep modernisasi pada hakekatnya merupakan konsep “import” yang masih asing bagi masyarakat negara-negara Dunia Ketiga
sumber:
http://www.elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/perekonomian_indonesia/bab2-
http://m.inilah.com/read/detail/1344352/tiga-strategi-pembangunan-ekonomi
http://haris84.wordpress.com/2009/12/06/strategi-pertumbuhan-dan-pembangunan-ekonomi/